Untuk Berbagi :

Bocah SD Tendang Kemaluan Guru Karena Merasa Dihina

Sabtu, 08 September 2012

Adegan murid menendang kemaluan guru
Adegan murid menendang kemaluan guru

Guru, apapun haknya pada murid, yang pasti menghina murid apalagi sampai menekan-nekan kepala murid dengan jari telunjuk merupakan sebuah tindakan yang tidak terpuji, tidak mendidik, bahkan itu sudah jadi sebuah penghinaan yang tidak bisa dilegalkan dengan dalih pendidikan atau “supaya murid kapok”. Sebab hal tersebut jelas bisa menimbulkan efek psikologis pada murid, dan kemungkinan besar efek itu bukan sesuatu yang baik

Kekecewaan guru pada murid yang sulit menerima pelajaran karena bodoh, lalai, pemalas,, atau pun pada murid yang nakal, lalu dicurahkan guru dengan cara menghina murid apalagi sampai memukul, sudah jelas bukanlah bagian dari pendidikan, apalagi cara mendidik. Sekolah jelas berbeda dengan pelatihan militer (militer pun tidak menghina kekurangan fisik atau psikis), apalagi jika sekolah itu masih tingkat dasar, Sekolah Dasar.

Kabar yang sangat miris, lucu, sekaligus merasa salut pada seorang bocah SD yang berani menendang kemaluan gurunya karena bocah  itu sudah tidak tahan dinasehati gurunya yang terkesan mencaci makinya, bahkan sampai menekan-nekan kepalanya dengan jari telunjuk.

Benar kata pepatah, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Guru menghina murid dan mencaci maki, maka murid menendang kemaluan guru dengan kaki! 

Biar lebih jelas dan enak bacanya, saya angkut beritanya ke sini!

LENSAINDONESIA.COM: Jengkel dengan ulah guru yang memakinya habis-habisan di depan kelas, seorang bocah pelajar SD melakukan aksi nekat dengan menendang kelamin orang tua di sekolahan tersebut. Bahkan sang guru pun tidak menyangka sama sekali bisa diserang balik oleh siswinya itu.
Surat kabar the Daily Mail Jumat (7/9/2012), memberitakan adegan mengejutkan sekaligus kurang ajar itu berlangsung di sebuah sekolah dasar di Rusia. Namun tidak disebutkan lokasi persisnya. Kejadian ini direkam seorang pelajar melalui telepon seluler dan diunggah ke situs liveleak.com.
Peristiwa itu berlangsung saat pelajaran bahasa Inggris. Awalnya, bocah perempuan berambut pirang ini hanya menunduk ketika diomeli bertubi-tubi oleh gurunya. Tidak puas sampai di situ, guru agresif ini menekan-nekan kepala sang murid dengan jari telunjuknya menandakan dia kesal dengan kecerdasan sang siswi.” Sumber

Karena saya bukan seorang guru, melainkan seorang murid (selamanya saya masih seorang murid), maka saya akan berbicara sebagai murid saja melihat kejadian tersebut.

1.      Semua tamparan tangan guru yang pernah sampai ke pipi saya, semuanya tidak saya anggap motivasi, atau bahkan bisa menyadarkan saya. Justru semuanya membuat saya merasa terhina, ditertawakan teman-teman, dan saya tidak berfikir perubahan yang lebih baik kecuali keterpaksaan dan rasa takut. Tapi kalau sudah besar, rasa takut itu bisa berubah menjadi rasa dendam.

Dari SD sampai sekolah SMU, saya pernah mendapatkan 6 x tamparan. Saya tidak punya rasa dendam, itu bukan karena saya takut guru. Tapi karena perkataan guru lain yang menyadarkan saya, atau guru yang menampar saya merasa menyesal dan minta maaf. Bukan tamparannya yang membuat saya berlapang dada, tapi perkataannya.

2.      Saya tidak pernah ditekan-tekan kepala oleh seorang guru, justru suatu waktu saya pernah disuruh menekan-nekan kepala seorang guru, dan disuruh melemparkan kopiahnya. Guru itu marah pada saya karena saya merokok di sekolah.

Guru itu benar-benar membuat saya merasa malu pada diri sendiri. dan saya mengikuti semua ucapannya. Meski akhirnya saya merokok lagi setelah batas perjanjian untuk tidak merokok itu sudah terlewat (sudah lulus sekolah).

3.      Teman SMU saya ada yang pernah kepanya ditekan-tekan oleh guru dengan jari tangannya, dan dihina karena ketidak disiplinan dan kebodohannya sebagai murid. Dia diam saja waktu dimarahi habis-habisan, hanya tertunduk. Tapi, setelah dia selesai dimarahi, dibelakang guru dia mengumpat sang guru dan merasa dipermalukan. Dia merasa, kesalahannya tidak sebanding dengan kepalanya yang ditekan-tekan, itu sudah sangat menghina, menurutnya.

Menariknya, teman saya itu malah memuji seorang guru dan merasa malu pada diri sendiri setelah dia dapat nasihat dari guru yang sama pernah memarahi saya karena merokok (lihat nomor 2). Kasus teman saya bukan merokok, dia suka bolos dan pemalas.

4.      Di sekolah SMU saya dulu ada seorang guru yang akan dikeroyok oleh murid, guru itu sampai langsung ke luar dari sekolah. Alasan para murid mau ngeroyok guru karena merasa guru itu terlalu berlagak sok keras, sok galak, sok jago. Bahkan suatu waktu saat mengajar, guru itu pernah marah-marah sambil menendang beberapa meja murid sampai berantakan. Kasus ini kasus terheboh di sekolah saya.

5.      Berbeda dengan kasus tindakan keras guru, pernah suatu waktu teman-teman adik kelas curhat ke saya (kebanyakan cewek yang curhat). Bahwa mereka membenci seorang guru. Sebetulnya guru itu baik, sayangnya, kebaikan guru itu sepertinya hanya dicurahkan pada beberapa murid yang dianggapnya paling pintar dan terajin di kelas. Sedangkan murid yang lainnya kurang diperhatikan.

Seperinya, “pilih kasih” di kelas benar-benar memberikan efek yang sangat jelek pada murid, sebab murid pemalas dan yang bodoh, bisa-bisa bukan berfikir yang lebih positif, yang ada malah benci pada guru dan murid yang terlalu diperhatikan guru itu.

Bagi saya, meski bagaimanapun, saya tetap berterimakasih pada semua orang yang telah menjadi guru saya.
Seperti itu saja. Minjem bahasa kaksus ah :D. “CMIIW” (Correct me if i’m wrong)
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Kak Dasam 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.