Untuk Berbagi :

Stephen Hawking: Tentang Tuhan dan Alien # 2

Sabtu, 08 September 2012

Bangun tidur langsung membuka Kompasiana. Terkaget tulisan saya terekomendasi. Ini sutau hantaman bagi saya. Lagi-lagi, Kompasiana melakukan tindakan ceroboh merekomendasikan tulisan saya. Tiga minggu yang lalu tulisan saya terekomendasi selama 3 hari berturut-turut. Dan sekarang, “kecerobohan” (terimakasih) Kompasiana terulang. Entah apa artinya bagi kompasiana tulisan sederhana itu. Yang pasti bagi saya, saya harus menyelesaikan tulisan Stephen Hawking: Tentang Alien dan Tuhan.

Fisikawan Inggris, Stephen Hawking: kasamaproject.org
Fisikawan Inggris, Stephen Hawking: kasamaproject.org

Jika di dalam buku “A Brief History of Time” yang diterbitkan tahun 1988, Hawking tidak menapikan turut campurnya Tuhan dalam penciptaan alam semesta. Sedangkan di buku The Grand Design yang baru terbitan tahun 2010, dia melepaskan Tuhan dari proses penciptaan alam semesta. Adanya gravitasi di alam semesta, itu menjadi salah satu alasan alam semesta tidak membutuhkan Tuhan untuk membangun dirinya sendiri.
Di buku yang terbarunya itu, Hawking bukan hanya menentang pernyataan Isaac Newton tentang adanya Pencipta di alam semesta, tapi dia juga sepertinya mau menghabisi mentah-mentah pernyataannya tentang keberadaan Tuhan di dalam bukunya yang terdahulu, “A Brief History of Time”.
Saya memang ragu memposisikan Hawking termasuk agnostik atau atheits, Percaya tuhan atau tidak. Namun, sedari awal Hawking sudah serin mengatakan bahwa Tuhan yang ia pahami, tidak sama seperti yang di pahami di dalam agama. Hal itu bisa dipahami dari penyataannya, “Tidak religius secara akal sehat” dan ia percaya bahwa “alam semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan. Hukum tersebut mungkin dibuat oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak melakukan intervensi untuk melanggar hukum.”
Dan di banyak tempat (media), Hawking sering menggunakan kata “mungkin” untuk keberadaan Tuhan,. hal itu menunjukan perjalanan dan perjuangan Hawking yang belum menyatakan finish terhadap Tuhan, meski di bukunya “A Brief History of Time” Tuhan begitu melekat di dalam pikirannya.
Sepertinya Hawking sudah menemukan akhir perjalanan dalam teka-teki dari mana alam semesta berasal. The Grand Design, di bukunya yang ini, campur tangan Tuhan dilepaskan dari alam semesta, Hawking tidak membutuhkan Tuhan untuk menciptakan alam semesta ini. Semuanya bisa berdiri dengan sendiri, hukum gravitasi bisa membuat alam semesta ini.
Apakah lagi-lagi harus difahami secara metaforis Tuhan yang disebutkan Hawking? Saya mengabil tindakan di tulisan ini, Hawking memang sudah tidak percaya Tuhan. Sebab seringnya melihat kata “mungkin” di dalam keberadaan Tuhan ketika dia masih dianggap “percaya, agnostic”, saya mulai memberi tanda kutip pada makna “Tuhan” itu. Hawking masih mempunyai keraguan besar akan keberadaan Tuhan.
Melihat dirinya sebagai seorang ilmuwan fisika, memang wajar jika Tuhan terus diseret ke dalam kajian fisikanya yang berkaitan dengan alam semesta, yang akhirnya akan membawa kesimpulan pada “ada atau tidak” Tuhan ketika pengetahuan baru tentang sains mulai ditemukan atau lebih diyakini kebenarannya. Dan Hawking yakin alam semesta bisa berdiri sendiri tanpa campur Tuhan. Tuhan hilang di “pikiran” Hawking.
Perjalanan pikiran sains memang akan seperti itu, ketika hasil pengamatannya membawa pada kesimpulan seperti yang diyakini Hawking, alam semesta tidak membutuhkan campur tangan Tuhan, maka dia akan meyakini hal itu.  Sebab bagi Hawking, dia hanya mempercayai apa yang bisa ia amati. Dan Tuhan, tidak bisa ia amati. Maka hukum gravitasi (dan proses yang lainnya) lebih dipercaya mampu membangun alam semesta ketimbang Tuhan yang belum bisa diamati Hawking.
Saya percaya, Hawking sudah melepaskan Tuhan di dalam pikirannya. Perdebatan Hawking tentang Tuhan telah selesai! (The telegraph)
Wallahu A’lam
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Kak Dasam 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.