Tidak percaya, mustahil, pikir saya. Saat menerima SMS dari Kompasianer Pak Moh Dahlan,
Beliau guru ngaji saya di Pesanten Al-Furqon Muhamamdiyah Cibiuk-Garut.
SMS itu memberitahukan bahwa dua santri Al-Furqon berhasil memenangkan
lomba pidato Bahasa Arab pada acara perlombaan Olympicad 2 Tingkat Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diselenggerakan di pesantren Mualimin Mualimat Yogyakarta dari tanggal 10 - 12Juli 2012.
Meski
hanya berhasil meraih juara 2 dengan membawa pulang dua medali perak,
tentu itu suatu kebahagiaan dan kebangaan bagi keluarga besar Pondok
Pesantren Al-Furqon. Sebab ini kali pertama Pesantren Al-Furqon
mengikuti Lomba Olimpiade Tingkat Nasional yang diadakan Pimpinan Pusat
Muhamamdiyah.
Peserta
lomba yang berhasil memenangkan medali perak itu adalah, Ulfah Sayidah
(Siswi SMA Muhammadiyah) pada Lomba Pidato Bahasa Arab Tingkat SMA, dan
Rima Handayani (siswi SMP Muhammadiyah Plus) pada Lomba Pidato Bahasa
Arab Tingkat SMP. Sedangkan dua santriwati yang lainnya, Anif dan Nindi,
masih kurang beruntung, mereka tidak masuk ke babak final.
Sebagai
alumni santri Al-Furqon Muhammadiyah Cibiuk-Garut yang pernah mengaji
di sana dan sempat mengabdi, tentu saya sangat bangga. Apalagi Nindi dan
Ulfah pernah menjadi murid saya pada pelajaran Nahwu (Mutammimah) dan Ushul Fiqih (Mabadiul Awaliyah) saat mereka kelas 3 di Pesantren.
Pesantren
Al-Furqon memang sering mengikut sertakan para santrinya pada
lomba-lomba yang diadakan khusus untuk tingkat pesantren, semisal
Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) atau Musabaqoh Qiro’atul Kutub (MQK).
Saya sendiri pernah mengikuti beberapa kali lomba tersebut. Lomba MTQ
hanya berhasil sampai tingkat Kabupaten, namun untuk MQK pernah berhasil
sampai tingkat Propinsi pada perlombaan Musabaqoh Qiroatul Kutub Tafsir
Jalalain.
Saya berfikir beberapa kali,
mengapa santri-santri ini berhasil meraih juara dua tingkat Nasional.
Tentu bagi saya hal itu prestasi tinggi yang pernah diraih santri
Al-Furqon. Sebab Pesantren Al-Furqon Muhammdiyah Cibiuk-Garut, merupakan
pesantren yang sederhana dengan jumlah santri yang cukup sedikit,
sekitar 200 orang. Mengingat Olympicad 2 Tingkat Nasional PP Muhammadiyah
ini diikuti oleh 50 Pesantren Muhammadiyah yang tentu banyak sekali
pesantren Muhammadiyah yang jauh lebih besar dengan jumlah santri yang
banyak. Belum lagi lomba itu pun diikuti oleh ratusan sekolah
Muhamamdiyah dari 33 Propinsi yang ada di Indonesia.
Membiasakan Berbicara Menggunakan Bahasa Inggris Dan Bahasa Arab
Saya
tidak bisa menyimpulkan banyak kenapa 2 santri ini bisa meraih juara dua
dari peserta lomba yang begitu banyak dari berbagai propinsi. Saya
kira, kata kuncinya adalah, memebiasakan para santri berdialog dengan
menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris.
Pesantren
AL Furqon Muhammadiyah Cibiuk bukanlah pesantren spesialis bahasa.
Sebab pelajaran utama pesantren ini adalah Ilmu Alat, Tafsir, Waris, dan
Ushul Fiqih. Jadi, Bahasa Arab hanya dijadikan pelengkap saja,
sedangkan bahasa Inggris tidak ada pelajarannya kecuali di sekolah.
Sepertinya,
disamping kedua santriwati itu tentu gigih dan rajin menghapal materi
lomba, juga pengaruh kebiasaan berbicara menggunanakan bahasa Arab dan
bahasa Inggris dalam kesehariannya di pesantren, sangat berpengaruh
kepada mereka. Para juri lomba tentunya sangat teliti dan hati-hati
menilai peserta lomba. Menghafal materi pidato memang mudah, namun
membiasakan menggunakan dialog bahasa Inggris dan Arab, tentu hal itu
membantu membiasakan cara pengucapan atau logatnya.
Rutin Mengadakan Lomba Pidato Bahasa Arab Dan Bahasa Inggris
Setiap
malam sabtu, Pesantren Al-Furqon Muhammadiyah selalu mengadakan
perlombaan pidato. Dari lomba pidato tingkat kamar (Mubalighin/
Mubalighoh Al-hujroh), tingkas khusus (Mubalighin/ Mubalighoh
al-Khusus), sampai pidato tingkat umum (Mubalighin dan Mubalighoh
Al-‘Amm).
Pidato
tingkat kamar, hanya diikuti oleh para santri sekelas (satu angkatan)
yang tinggal bareng dalam satu kamar. Jumlah satu kamar sekitar 15
orang, dan semunya wajib mengikuti lomba pidato. 3 pemenang dari pidato
tingkat kamar ini, nanti akan dilombakan pada pidato Tingkat Khusus,
yakni khusus santriawan saja atau santriawati saja. Nah, 4 santriawan
dan 4 orang santriawati yang berhasil menang dari juara satu, dua, tiga
dan emat, pada lomba pidato tingkat khusus, nanti akan dilomabakan lagi
pada pidato tingkat umum. Dimana seluruh keluarga pesantren, dari
Pimpinan Pesantren, para pengajar sampai semua santri (santriawan dan
santriawati) akan berkumpul di aula untuk melihat 4 Mubalighin dan 4
Mubalighoh tersebut berpidato.
Mengadakan
perlombaan pidato ini secara rutin, tiada lain untuk meningkatkan
mental para santri dan juga skill dalam berpidato. Kadang, materi dan
wawasan pidato yang sangat banyak pun jika mentalnya lemah, alias demam
panggung, akan tertahan di otak saja tanpa bisa menyampaikan kepada hal
layak. Begitu pula dengan cara penyampaiannya, jika tidak dibiasakan,
kadang pidato yang padat dengan materi berharga pun akan terasa bosan
dan tidak enak di dengar. Maka, positif sekali manfaat mengadakan lomba
pidato tersebut secara rutin untuk meningkatkan mental para santri
sekaligus skill berpidato dan juga motivasi untuk memiliki banyak
wawasan.
Rupanya
hasil pendidikan Pondok Pesantren Al-Furqon Muhammadiyah Cibiuk-Garut
membawa hasil yang menggembirakan dengan keberhasilan dua orang
santriwati yang membawa pulang medali perak pada Olympicad 2 Tingkat Nasional PP Muhammadiyah yang diikuti puluhan Pondok Pesantren dan ratusan sekolah Muhammadiyah dari berbagai propinsi di Indonesia.
Alhamdulillah.
Selamat buat adik-adikku. Kak Dasam sangat gembira dengan keberhasilan kalian.
Dasam Syamsudin
0 komentar:
Posting Komentar