Berapa
lama Bumi ini berkembang sehingga menjadi seperti sekarang ini? Dan,
berapa lama yang dibutuhkan manusia untuk menghancurkan planet ini?
Setidaknya, menghancurkan seluruh tatanan kehidupan yang pernah dibangun
oleh manusia sendiri? Tidak butuh waktu lama!
Manusia sudah mempunyai teknologi penghancur
yang sangat canggih, dimana daya rusaknya sangat luas dan bisa
berlangsung lama. Bom atom, bom nuklir, rudal, torpedo, senjata
biologis, peluru balistik, peluru penjelajah, peluru kendali, supergum,
dan lain sebagainya. Belum lagi mesin-mesin pengangkut bom itu pun tidak
kalah canggihnya diciptakan manusia agar kekuatan menghancurkannya
lebih cepat dan bisa dilakukan dengan aman. Pesawat, tank baja, kapal
laut, kapal selam, semua perabot canggih itu ada yang diciptakan khusus
mengangkut amunisi dan bom yang sangat mematikan.
Manusia, terus berjalan ke arah penghancuran dirinya sendiri, atau mungkin penghancuran planet Bumi.
Tidak
butuh waktu lama untuk membumi hanguskan Indonesia. Memusnahkan
kehidupan biologisnya dan meratakan bangunan-bangunan yang pernah dibuat
masyarakat Indonesia.
Nyaris
semua negara mempunyai teknologi pengahancur yang mempunyai daya rusak
yang sangat fatal dan kejam! Semakin canggih negara, semakin canggih
pula mesin pembunuh dan penghancur yang dimilikinya. Sekali lagi,
manusia sedang berjalan ke arah kehancuran dirinya sendir.
Perdamaian Kewajiban Bersama
Secanggih
dan sebesar apapun daya rusak bom atom atau nuklir, semua itu hanya
benda mati yang tidak bergerak. Yang hanya berpungsi apabila manusia
mengaktifkannya.
Renungkanah
kemajuan teknologi manusia dalam hal penciptaan alat-alat penghancur.
Semua itu tentu sebagai persiapan untuk menghadapi terjadinya perang.
Salah atau tidaknya sebuah negara, yang pasti perang adalah sesuatu yang
sangat buruk! Teramat buruk dan bisa memusnahkan manusia!
Siapa yang
menginginkan perang dan bom-bom besar di jatuhkan ditengah-tengah
kehidupan? Tidak ada! Berarti, perdamaian dunia wajib dijaga, agar
perstiwa saling menghancurkan tidak terjadi.
Menjaga
perdamaian dan keselamatan manusia dan tatanan kehidupannya, tentu
bukan berarti menghentikan penciptaan alat-alat pembunuh seperti itu.
Yang sebaiknya memang tidak diciptakan alat-alat itu.
Akan
tetapi, hal yang paling sederhana dan kecil dalam menjalani kehidupan
sehari-hari tentu itu langkah awal dan paling efektif untuk menjaga
keselamatan kehidupan manusia.
Kesombongan
dan kebencian manusia, itu teramat buruk sekali. Sebab, manusia kadang
berfikir untuk melihat kehidupan orang lain hancur saat amarah
menyelimuti diri. Karena itu, menjaga perdamaian adalah kewajiban
seluruh manusia. Seluruhnya!
Manusia
sejatinya tidak bisa mengkondisikan kehidupan yang damai apabila tidak
terikat dalam sebuah wadah. Dalam hal ini berarti negara. Negara jelas
mempunyai andil besar dalam mengkondisikan dan mendidik masyarakat agar
selalu hidup damai dan bersahabat dengan orang lain.
Ungkapan
membunuh satu orang manusia seperti membunuh seluruh manusia. Itu
karena melihat dampak pembunuhan itu yang akan menciptakan emosi pada
tahap yang lebih tinggi dan lebih besar lagi, bahkan tidak menutup
kemungkinan memicu terjadinya perang.
Menanamkan
paham-paham agar manusia selalu mengutamakan kasih sayang adalah
kewajiban yang jelas dan rasional. Sebab, jika mengacuhkan hal ini,
dampak kehancuran secara global tidak mustahil terjadi. Karena kebecian
dan kesombongan kadang melampui batas apapun di dalam hidup ini,
sehingga kehidupan orang lain kadang lebih diingankan hancur. Dan
teknologi (senjata pembunuh) mempermudah jalan itu.
Cukup kehancuran manusia pada peristiwa
perang terdahulu menjadi tragedi berdarah yang sangat menyakitkan dan
menyedihkan. Dan hal itu jangan sampai terulang lagi.
Adapun
kewajiban personal dalam menjaga perdamaian kehidupan ini, harus selalu
mengutamakan jalan perdamaian dalam segala hal. Jalan kasih sayang,
jalan yang dikehendaki Tuhan.
Semoga Bumi tetap damai. Jangan sampai teknologi penghancru masa digunanakan manusia karena kebencian yang terlalu dirawat!
Wallahu A’lam
Dasam Syamsudin.
0 komentar:
Posting Komentar